PENTINGNYA GIZI BAGI LANSIA

LANSIA

Menjadi tua adalah sebuah kepastian dari kehidupan dan kita sebagai manusia akan mengalaminya. Namun, banyak dari kta yang tidak ingin atau tidak siap untuk menjadi tua sebab sebagian orang menganggap menjadi tua adalah peristiwa menyakitkan. Banyak dari kita yang beranggapan jika tua maka semuanya berakhir.

Menurut BPS ( Badan Pusat Statistik) jumlah lansia pada tahun 2021 keamrin, mencapai 18 juta jiwa ( 9,77%) dari jumlah total penduduk di Idonesia. Diprediksi angka jumlah lansia akan bertambah kedepannya nanti.

Menjadi tua ternyata bukan karna faktor kesehatan saja, namun ada beberapa faktor lainnya yaitu faktor psikososial dan budaya. Oleh sebab itu, penanganan lansia harus dilakukan secara holistis integratif dan komperhensif. Perhatian penuh terhadap kesehatan, psikologi, budaya dan sosial adalah bagian terpenting dalam upaya memenuhi kebutuhan lansia.

Pemenuhan gisi bagi lansia secara teratur dapat membantu dalam proses beradaptasi atau penyesuaian diri dengan perubahan – perubahan yang dialaminya dan dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh yang nantinya dapat memperpanjang usia.

Kekurangan asupan kalori pada lansia dapat berpengaruh pada kekuatan fisik lansia. Kalori dasar merupakan bagian penting agar tubuh dapat beraktifitas dalam keadaan beristirahat. Misalnya untuk jantung, usus, pernapasan, serta ginjal.

Apabila seseorang berhasil mencapai usia lajut, maka salah sati upaya utama adalah memeprtahankan atau membawa satus gisi yang bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas hidup yang bersangkutan tetap baik. Perubahan status gisi pada lansia disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan.

WHO ( World Healt Organization)

Standar lansia yang ditetapkan menurut WHO ialah seseorang yang memasuki usia 60 Tahun keatas. Lansia adalah kelompok atau perseorangan dalam jenjang usia 60an keatas dan telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupan.

Pemantauan Gizi Pada Lansia

  • Satus Gizi pada lansia dapat dilihat dengan cara yakni penilaian secara langsung dan tak langung dari umur. Penilaian secara langung dilakukan melalui pemeriksaan klinik,antropometrik,biokimia dan biofisik.

Kurang gizi : Perubahan lingkungan ataupun kesehatan dapat berpengaruh pada kekurangan gizi pada lansia. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi, isolasi sosial ( terasing dari masyarakat) terutama karena gangguan pancaindra, kemiskinan, hidup seorang diri ynag terutama trjadi pada pria yang sangat tua dan baru kehilangan pasangan hidup, sedangkan faktor kondisi kesehatan berupa penyakit fisik,mental gangguan tidur,alkoholisme, obat-obatan dan lain-lain.

Kebutuhan Gizi Untuk Lansia

  1. Kalori

Kebutuhan akan kalori menurun sejalan dengan pertambahan usia, karena metabolisme seluruh sel dan kegiatan otot berkurang. Berdasarkan AKG Tahun 2019, kebutuhan kalori untuk usia 50 – 64 tahun adalah 1800 kalori, usia 65-80 tahun adalah 1550 kalori dan usia diatas 80 tahun adalah sebesar 1400 kalori. Para lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan tinggi kalori untuk menjaga agar berat badan tetap ideal.

2. Protein

Contoh makanan sumber protein berkualitas baik seperti susu, telur, ayam tanpa kulit, tempe, dan tahu. Protein yang dikonsumsi sebaiknya berjumlah 15-20% dari total kalori atau sekitar 40-74 gram sehari.

3. Karbohidrat

Karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah sekitar 55 – 60% dari kalori total. Makanan sumber karbohidrat adalah nasi, roti,mie, jagung, tepung terigu, kentang pasta, ubi, singkong, dll.

4. Lemak

Asupan lemak dibatasi, batas maksimal 20 – 25% dari energi total. Kelebihan dan kekurangan lemak diwujudkan dalam bentuk kadar kolesterol darah. Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi seperti otak, kuning telur, jerohan, daging berlemak, susu penuh (full cream), keju dan mentega dan lebih dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak nabati atau lemak tidak jenuh, seperti tempe, tahu, minyak jagung, alpukat, dll

5. Lemak

Salah satu gangguan yang seringkali dikeluhkan oleh lansia adalah sembelit. Gangguan ini akan timbul manakala frekuensi pergerakan usus berkurang, yang akhirnya memperpanjang masa transit tinja,hal ini terjadi karena kelemahan tonus otot dinding saluran cerna akibat penuaan (kegiatan fisik berkurang) serta reduksi asupan cairan dan serat.  Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat. Kebutuhan serat sehari untuk usia lanjut adalah 25-30 gram. Serat banyak diperoleh dari sayuran dan buah-buahan, serta biji-bijian seperti kacang..

6.Vitamin

Meskipun tampak sehat, kekurangan sebagian vitamin dan mineral tetap berlangsung pada lansia, dianjurkan untuk meningkatkan asupan vitamin B6, B12, vitamin D dan asam folat